BAB I
PENDAHULUAN
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan, dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat, dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan, yaitu: batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
Di beberapa wilayah indonesia memiliki kandungan air tanah yang potensial hal ini disebabkan karena intensitas hujan yang cukup tinggi, rata-rata lebih dari 2000 mm/tahun. Selain itu besarnya populasi tumbuhan penutup daratan ± 41.850 jenis dan sekitar 75 % berupa lahan kehutanan serta latar belakang Indonesia sebagai negara agraris sehingga aneka jenis tanaman turut memperbesar absorbsi teradap air permukaan. Dengan kandungan air yang potensial tersebut maka air tanah tersebut dapat dimanfaatkan untuk keperluan kehidupan karena air yang paling bersih, dan sehat untuk minum, memasak, mandi, dan cuci adalah air tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batuan
Batuan adalah sejenis bahan yang terdiri dari mineral, dan dikelaskan menurut komposisi mineral. Penjelasan ini dibuat berdasarkan :
a. Kandungan mineral, yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.
b. Tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu.
c. Struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
d. Proses pembentukan. batu-batu secara umum biasanya dibagi menurut proses yang membentuknya, dan dengan itu dipecahkan kepada tiga kumpulan yang besar yaitu :
1. Batuan sediment ( sedimentary rocks)
Batuan endapan (sedimen/sedimentary rocks), merupakan batuan yang asalnya adalah hasil gradasi. Batuan endapan ada yang tersusun berlapis, tetapi ada juga yang tidak. Butiran endapan itu bisa berukuran macam-macam, dari halus sampai ukuran besar. Bahan batuan endapan bisa dari batuan beku, bisa dari batuan metamorf, dan bisa juga dari batuan endapan. Pada batuan endapan tidak terbentuk kristal.
Batuan sediment atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment ini bisa digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah.
Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir), contohnya adalah batu gamping terumbu.
2. Batuan beku (igneous rock)
Batuan beku atau batuan kristalin (igneous rock), merupakan jenis batuan yang asalnya dari dalam bumi. Batuan tersebut pada awalnya merupakan benda cair, yang meleleh ke arah permukaan bumi, di mana suhunya lebih rendah daripada suhu yang terdapat di dalam tubuh bumi. Karena suhu yang rendah itu, batuan tersebut membeku. Proses pembekuan itu ada yang berjalan lebih lambat, sehingga biasanya membentuk batuan beku basa dimana strukturnya keras, dan struktur kristalnya lebih teratur, dan ada pula yang berlaku lebih cepat, dan biasanya membentuk batuan beku asam.
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini, bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik, dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar, contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api), sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
3. Batu metamorf (metamorfis rock)
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperatur atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperatur dan tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya, sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir. Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan, dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.
Batuan metamorf, merupakan jenis batuan yang sifat-sifatnya berubah sebagai akibat adanya tekanan yang kuat, dan suhu yang tinggi. Segumpal tanah saja, kalau dipanaskan cukup lama, bisa menjadi "bata" yang sifat -sifatnya berbeda dengan tanah sebelum dipanaskan. "Bata" termasuk batuan "metamorf", pada prinsipnya. Proses pembentukan batuan metamorf di dalam alam tentu berlanjut dengan tekanan yang lebih kuat, dan suhu yang lebih tinggi. Batuan metamorf asalnya dari batuan endapan pada awalnya, dan batuan metamorf ini tidak berkristal contohnya Pualam dan Sabak.
Proses-proses tersebut berlangsung sepanjang waktu baik di masa lampau maupun masa yang akan datang. Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung sekarang inilah, yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di masa lampau seperti diungkapkan oleh ahli geologi “James Hutton” dengan teorinya “The Present Is The Key To The Past”.
2.2 Perangkap Reservoir dan Perangkap Struktur
Perangkap reservoir adalah suatu lapisan kedap air (impermeable) yang membatasi gerakan migas, dimana migas yang masuk ke lapisan tersebut tidak dapat keluar sehingga terperangkap/terjebak di sana.
Perangkap Struktur merupakan perangkap yang paling orisinil dan sampai dewasa ini, merupakan perangkap yang paling penting. Berbagai unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat, dan lapisan reservoir, sehingga dapat menjebak hidrokarbon yang disebabkan karena gejala tektonik atau struktur, misalnya pelipatan dan patahan.
2.3 Lapisan Kedap Air
Lapisan kedap air (impermeable) mempunyai kadar pori lapisan kedap sangat kecil, sehigga kemampuan untuk meneruskan air juga kecil. Kadar pori adalah jumlah ruang di celah butir-butir tanah yang dinyatakan dalam bilangan persen.
Pada lapisan kedap air, kadar porinya kecil sehingga daya serapnya juga kecil. Contoh lapisan kedap air ialah geluh, napal dan lempung. Daerah yang lapisan tanahnya kedap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
(1) Permukaan tanahnya mudah terkikis.
(2) Daerahnya mudah dilanda banjir.
(3) Kandungan air tanahnya kecil.
(4) Jaringan-jaringan sungai di daerah itu banyak.
2.4 Lapisan Tak Kedap air
Lapisan tak kedap air (permeable) mempunyai pori kadar lapisan tak kedap air cukup besar. Oleh karena itu kemampuan untuk meneruskan air juga besar. Air hujan yang jatuh di daerah ini akan terus meresap ke bawah sampai berhenti di suatu tempat setelah tertahan oleh lapisan yang kedap. Contoh lapisan tembus air ialah pasir, padas, kerikil dan kapur. Lapisan-lapisan ini merupakan tempat-tempat persediaan air yang baik karena merupakan tempat berkupulnya air sehingga pada-lapisan-lapisan tersebut terbentuk tubuh air.
2.5 Lapisan Tanah
Lapisan tanah berkaitan dengan kemampuan menyimpan dan meloloskan air yang dibedakan atas empat lapisan yaitu :
1. Aquifer
Aquifer adalah lapisan yag dapat menyimpan, dan mengalirkan air dalam jumlah besar. Lapisan batuan ini bersifat permeable seperti kerikil, pasir dan lain - lain.
2. Aquiclude
Aquiclude adalah lapisan yang dapat menyimpan air tetapi tidak dapat mengalirkan air dalam jumlah besar, seperti lempung, tuff halus, dan silt.
3. Aquifuge
Aquifuge adalah lapisan yang tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air, contohnya batuan granit, dan batuan yang kompak.
4. Aquifard
Aquifard adalah lapisan atau ormasi batuan yang dapat menyimpan air tetapi hanya dapat melooskan air dalam jumlah yang terbatas.
Untuk menjaga agar kelestarian air tanah tetap terjamin, maka perlu dilakukan upaya sebagai berikut :
o Mencegah penggunaan air yang tidak berlebihan oleh pengusaha dan untuk keperluan industri, agar tidak mempercepat penurunan air tanah.
o Mencegah pertambahan penduduk, dan pemukiman yang berlebihan, hal ini berkaitan dengan bertambahnya penggunaan air tanah.
o Penetapan peraturan pemerintah dalam pemanfaatan air tanah di sekitar pantai, agar tidak terjadi perluasan daerah peresapan air laut.
o Mencegah kerusakan hutan, dan daerah penghijauan agar tidak menimbulkan ketimpangan tata air.
o Memperhitungkan dampak, dan manfaat konversi penggunaan lahan dalam suatu daerah aliran sungai secara lebih matang.
o Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingungan (AMDAL) harus lebih diperketat terutama terhadap penggunaan air tanah, dan rencana pembangunan.
o Menghindari pembuangan atau kontaminasi limbah terhadap air tanah, baik limbah domestik maupun limbah industri.
Pada perjalanan air diserap tanah/batuan terjadi proses penyaringan, pembersihan dan penetralan derajat keasaman. Pemanfaatan air tanah dapat dilakukan dengan mudah yakni dengan menggali atau mengebor lapisan tanah. Untuk pemanfaatan air tanah tertekan dapat dilakukan dengan teknologi pengeboran, sehingga muncul air artesis yang bermanfaat untuk keperluan hidup misalnya dimanfaatkan untuk pertanian, dan industri.
2.6 Lapisan Akuifer
Lapisan akuifer adalah lapisan kulit bumi yang menahan air, berpori, terletak di antara dua lapisan kedap air. Akuifer adalah reservoir bawah tanah. Air yang mencapai bilik-bilik ini biasanya jauh lebih bersih daripada air waduk di permukaan bumi. Hampir tidak ada bakteri hidup dalam akuifer. Banyak polutan disaring keluar sebagai air melewati tanah dalam perjalanannya ke akuifer. Tidak seperti waduk permukaan seperti Sebago Danau, tidak ada lumpur kelanauan ke awan air, tidak ada polusi dari pelaut, dan tidak ada penguapan pasokan air dengan matahari.
Air mengalir ke daerah-daerah resapan lahan yang tertutup dengan pohon -pohon tanah dan isi ulang akuifer. Rawa dapat menyerap, dan menyimpan air yang kemudian perlahan-lahan mengalir ke akuifer. Ketika mengisi ulang daerah dan lahan basah diganti dengan tempat parkir dan jalan raya kurang air mencapai akuifer. Minyak dan garam jalan dari jalan beraspal dapat menetes ke bawah dengan hujan, dan pencairan salju dan mencemari sebuah akuifer. Kadang-kadang suatu akuifer muncul keluar sisi sebuah bukit sebagai mata air.
Sebuah akuifer adalah lapisan bawah tanah basah dari air bantalan batuan permeabel atau bahan yang tidak dikonsolidasi ( kerikil , pasir , debu , atau tanah liat ) dari mana air tanah dapat bermanfaat diekstraksi menggunakan air sumur. Studi aliran air dalam akuifer, dan karakterisasi akuifer disebut hidrogeologi. Terkait hal termasuk akuitar, yang merupakan tempat tidur permeabilitas rendah sepanjang suatu akuifer, dan akiklud (atau aquifuge), yang merupakan kedap, daerah padat yang mendasari atau diatasnya suatu akuifer. Jika daerah kedap air, tekanan akuifer dapat menyebabkan ia menjadi tertekan.
Aquifers dapat terjadi pada berbagai kedalaman. Mereka lebih dekat ke permukaan tidak hanya lebih mungkin untuk digunakan untuk suplai air dan irigasi, tetapi juga lebih mungkin dikuras oleh curah hujan setempat. Banyak daerah gurun bukit-bukit kapur atau gunung dalam diri mereka atau dekat dengan mereka yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bawah tanah. Berikut adalah beberapa istilah yang digunakan dalam menamakan karakteristik suatu formasi batuan, yaitu :
1. Aquifer (Akuifer) adalah formasi geologi atau grup formasi yang mengandung air dan secara signifikan mampu mengalirkan air melalui kondisi alaminya. Batasan lain yang digunakan adalah reservior air tanah, lapisan pembawa air. Todd (1955) menyatakan bahwa akuifer berasal dari bahasa latin yaitu aqui dari aqua yang berarti air dan ferre yang berarti membawa, jadi akuifer adalah lapisan pembawa air.
2. Aquiclude adalah formasi geologi yang mungkin mengandung air, tetapi dalam kondisi alami tidak mampu mengalirkannya, misalnya lapisan lempung. Untuk keperluan praktis, aquiclude dipandang sebagai lapisan kedap air.
3. Aquitard adalah formasi geologi yang semi kedap, mampu mengalirkan air tetapi dengan laju yang sangat lambat jika dibandingkan dengan akuifer. Meskipun demikian dalam daerah yang sangat luas, mungkin mampu membawa sejumlah besar air antara akuifer yang satu dengan lainnya. Aquiclude ini juga dikenal dengan nama formasi semi kedap atau leaky aquifer.
4. Aquifuge merupakan formasi kedap yang tidak mengandung, dan tidak mampu mengalirkan air.
Ada beberapa jenis akuifer, yaitu :
1. Akuifer tak tertekan (unconfined aquifer) adalah lapisan pembawa air, di mana kedudukan muka air tanah merupakan bagian atas dari akuifer itu sendiri. Airtanah di dalam akuifer ini disebut air tanah tak tertekan atau bebas, karena tekanan air di sini sama dengan tekanan udara luar.
2. Akuifer tertekan (confined aquifer) adalah lapisan pembawa air, di mana airtanah terkurung oleh lapisan kedap air, baik di bagian atas maupun di bagian bawahnya. Muka airtanah kedudukannya berada lebih tinggi dari kedudukan bagian atas akuifer.
Muka air tanah ini (dalam kedudukan ini disebut pisometri), dapat berada di atas atau di bawah muka tanah. Apabila tinggi pisometri berada di atas muka tanah, maka air sumur yang menyadap akuifer jenis ini akan mengalir secara bebas. Air tanah dalam kondisi demikian disebut artois atau artesis. Tergantung dari kelulusan lapisan pengurungnya, akuifer tertekan dapat dibedakan menjadi akuifer setengah tertekan (semi-confined aquifer) atau tertekan penuh.
Akuifer terangkat (perched aquifer), merupakan kondisi khusus, di mana air tanah pada akuifer ini terpisah dari air tanah utama oleh lapisan yang relatif kedap air dengan penyebaran terbatas, dan terletak di atas muka airtanah utama.
Gambar dari porositas dari suatu batuan berdasarkan simultaneous laterolog
BAB III
MATERI DAN METODA
3.1. Materi
Adapun materi yang harus dimengerti dalam laporan Pemetaan ini yakni meliputi :
a. Penentuan dari lapisan poros
b. Reservoir dan Perangkap Struktur
c. Lapisan Kedap Air maupun yang tidak kedap
d. Simultaneous Laterolog
3.2. Metode
Metode yang dipakai dalam menentukan lapisan poros maupu reservoir yaitu hanya secara manual dalam arti sudah terdapat data yang diperoleh, dalam bentuk simultaneous. Hanya dalam penentuanya sendiri dengan ketelitian dari kita sendiri, untuk menganalisa atau mengidentifikasi pada jenis lapisan pada laterolog yang ada. Didalam menentukan jenis lapisan sendiri harus mengerti pada istilah – istilah (GR, RLL/RESD, dan CLL/RESM) yang dimana istilah tersebut berada pada daerah – daerah shale maupun water sand. Dan harus mengerti dari karakteristik dari masing – masing lapisan poros.
BAB IV
PEMBAHASAN
Batuan merupakan sejenis bahan yang terdiri dari mineral, dan dikelaskan menurut komposisi mineral. Perangkap reservoir adalah suatu lapisan kedap air (impermeable) yang membatasi gerakan migas, dimana migas yang masuk ke lapisan tersebut tidak dapat keluar sehingga terperangkap/terjebak di sana, Berbagai unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat, dan lapisan reservoir, sehingga dapat menjebak hidrokarbon yang disebabkan karena gejala tektonik atau struktur, misalnya pelipatan dan patahan. Lapisan kedap air (impermeable) mempunyai kadar pori lapisan kedap sangat kecil, sehigga kemampuan untuk meneruskan air juga kecil. Air yang mencapai bilik-bilik ini biasanya jauh lebih bersih daripada air waduk di permukaan bumi. Hampir tidak ada bakteri hidup dalam akuifer.
Didalam menentukan suatu lapisan diperlukan penguasan materi yang harus benar – benar dimangerti, didalam analisa dari data yang diperoleh yang tertera didalam simultaneous laterolog diperoleh suatu lapisan yang diantaranya :
Gamma Ray( GR) : terdapat 9 Gamma Ray (Api)
RLL/RESD : terdapat 15 Deep Laterolog Resistivity (ohms-m2/m)
CLL/RESM :terdapat 3 Shallow Laterolog Resistivity (ohms-m2/m)
Dari identifikasi pada suatu lapisan tersebut yang terdapat didalam kurva dengan units (ohms-m2/m) terdapat suatu lapisan yang poros dengan didominasi terdapat didaerah resitivitas laterolog yang dalam atau deep laterolog resistivity, dengan hal tersebut berarti didalam sutu penentuan sumber energy yang jika dilihat dari kurva pada simultaneous kebanyakan didaerah resitivitas yang dalam.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari kurva pada simultaneous laterolog yang sudah diidentifikasi pada jenis suatu lapisanya maka dapat diambil sebuah kesimpulan yaitu :
- Perangkap reservoir merupakan suatu lapisan kedap air (impermeable) yang membatasi gerakan migas, dimana migas yang masuk ke lapisan tersebut.
- Terdapat jenis suatu lapisan dengan daerah yang berbeda – beda (RLL/RESD, CLL/RESM dan GR)dengan meliputi criteria dari suatu daerah dangkal maupun dalam.
- Didalam identifikasi pada jenis suatu lapisan menggunakan units (ohms-m2/m) dan Api.
- Terdapatnya unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat, dan lapisan reservoir, dapat menjebak hidrokarbon yang disebabkan karena gejala tektonik atau struktur, misalnya pelipatan dan patahan.
DAFTAR PUSTAKA
http://migasnet10_monika8098.blokspot.com
http://www.harnovi.co.cc/2009/03/batuan.com
http://www.reocities.com/Eureka/Gold/1577/hg_dasar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar